Pendidikan Pengembangan Pengabdian
KIRIM DONASI ANDA MELALUI KAMI DI 021-747 11 209

Selamat Datang Di Rumah Cita Irtiqo Kebajikan

Rumah Cita adalah rumah yang penuh dengan cinta dan cita-cita.

Fun Fight Camp

Memupuk Persaudaraan Dengan Semangat Kesetiakawanan.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Menjaga Kesucian Fitrah Manusia


Akhir perjalanan hidup manusia tidak ada yang bisa mengetahuinya meski saat dilahirkan diciptakan dalam keadaan memiliki fitrah yang sama. Berbagai faktor bisa menjadi penyebab seseorang keluar dari fitrahnya yang suci. Perubahan itu bisa terjadi secara perlahan-lahan bisa pula secara cepat. Salah satu faktor yang kini makin banyak membawa manusia tergelincir ke lembah kehancuran adalah harta. Untuk urusan satu ini, mayoritas manusia kini telah “menunjukkan” watak asli mereka: tidak akan pernah puas, berapapun harta yang telah dimiliki. Sehingga untuk menghentikan nafsu mereka ini, hanya kematian yang bisa melakukannya.
Setiap orang diberi fitrah oleh Allah I berupa kesucian (jiwa yang lurus). Ia akan mengawali kehidupannya dengan fitrah suci ini. Setelah itu bisa terjadi perubahan yang sangat cepat dan drastis tanpa bisa diduga arahnya. Para penyeru kerusakan fitrah ini jumlahnya sangat banyak sehingga jangan heran bila orang yang keluar dari jalur kesucian jiwa ini lebih banyak daripada yang istiqamah.
Lingkungan, teman, keluarga, masyarakat, dan pendidikan memiliki andil besar dalam hal ini. Media massa juga tidak kalah hebat memberikan andil terjadinya kerusakan tersebut. Keinginan untuk merubah diri (menjadi baik) telah hilang dari kebanyakan orang, sementara bola api yang ditendang oleh para penyeru kerusakan itu membakar di sana sini. Bila terkena percikannya akan menjadi abu yang siap ditiup angin, sementara hampir tidak ada orang yang tampil membantu dan membela karena orang yang ingin menolong pun tidak lepas pula dari mangsa bola api tersebut. Di saat kritis seperti inilah setiap insan sangat butuh kepada wahyu yang akan menyirami, menyejukkan dan memelihara dirinya. Setelah itu akan sangat jelas lagi siapa yang akan selamat di atas wahyu tersebut dan yang akan binasa selama-lamanya. Allah I berfirman:
“Agar orang yang binasa itu binasanya dengan keterangan yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidupnya dengan keterangan yang nyata pula.” (Al-Anfal: 42)
Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sa’di t mengatakan (dalam menafsirkan ayat di atas): “(Yaitu) agar menjadi hujjah dan penjelas bagi setiap penentang saat dia memilih jalan kekafiran daripada ilmu, sehingga ia tidak lagi memiliki alasan (tidak bisa berkilah) di hadapan Allah I dan (sebaliknya) akan terus menambah ilmu bagi orang-orang yang beriman. Karena Allah I telah memperlihatkan di hadapan kedua kelompok tersebut segala yang menjadi bukti yang benar dan nyata. Semua ini menjadi peringatan bagi orang yang berakal.” (Tafsir As-Sa’di, 283)
Allah I berfirman:
“Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya
cahaya yang terang yang dengan cahaya itu, dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar darinya?” (Al-An’am: 122)
Al-Imam Ibnul Qayyim t berkata: “Allah I menghimpun (memberi) bagi orang tersebut cahaya dan kehidupan sebagaimana Allah I menghimpun bagi orang yang berpaling dari Kitab-Nya antara kematian dan kegelapan. Ibnu Abbas cberkata: ‘Seluruh ahli tafsir menjelaskan bahwa yang dimaksud oleh ayat ini adalah seseorang yang kafir kepada Allah I lalu Dia memberikan kepadanya hidayah.” (Tafsir Al-Qayyim, 290)
Allah I berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kalian kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepada kalian.” (Al-Anfal: 24)
Al-Imam Ibnul Qayyim t berkata: “Sesungguhnya kehidupan yang bermanfaat akan terwujud apabila kita memenuhi seruan Allah I dan Rasul-Nya. Barangsiapa tidak memenuhinya, dia tidak mendapatkan kehidupan. Dan jika dia memiliki kehidupan yang selalu melampiaskan hawa nafsu maka kehidupannya sama dengan kehidupan binatang yang paling rendah. Maka kehidupan yang hakiki adalah kehidupan dalam memenuhi panggilan Allah I dan Rasul-Nya, baik lahiriah maupun batiniah. Mereka hidup walaupun jasad mereka telah mati dan selain mereka (orang-orang yang tidak memenuhi seruan Allah I dan Rasul-Nya) mati walaupun jasad mereka hidup.” (Tafsir Al-Qayyimah, 288)
Dengan kejelasan hujjah Allah I ini, masih saja ada manusia yang berusaha mengelak bila hujjah itu mengenai dirinya, pemikiran, keyakinan, amalannya dan sebagainya. Maka muncullah orang-orang yang phobi terhadap ayat-ayat dan hadits-hadits Rasulullah r. Dia bagaikan mendengar suara halilintar yang akan menyambar dan memecah gendang telinga.
Namun, ada orang yang menjadikan ayat-ayat yang didengar dan Sunnah Rasulullah r yang dibacakan bagaikan siraman kesejukan atas kegersangan hidupnya. Dia bisa mengambil manfaat untuk keselamatan diri dan menjadikannya sebagai tameng dari murka Allah I. Di sinilah terlihat betapa mahalnya hidayah dan Maha Bijaksana Allah I di dalam ketentuan-Nya. Oleh karena itu manusia di hadapan wahyu tidak terlepas dari dua keadaan dan keduanya telah disebutkan oleh Rasulullah r di dalam sabda beliau:
“Dan Al-Qur’an akan menjadi hujjah bagimu atau menjadi penggugat atas dirimu.” (HR. Muslim dari shahabat Abu Malik Al-Harits bin ‘Ashim Al-Asy’ari z)
Tiga penyeru pada diri setiap insan
Bila setiap orang sadar dan introspeksi, ia akan menemukan ada penyeru di dalam dirinya yang akan mengajak kepada ridha Allah I ataupun kepada murka Allah I. Oleh karena itu, setiap jiwa jangan sekali-kali suka mengkambinghitamkan orang lain dan hendaklah dia mengarahkan cercaan itu kepada diri sendiri. Ada tiga penyeru yang masing-masing memiliki kekuatan besar pada diri setiap orang dan ketiga kekuatan akan saling menjatuhkan satu sama lain bila salah satunya mendapatkan peluang dan kesempatan yang lebih banyak.
Al-Imam Ibnul Qayyim t berkata: “Sesungguhnya pada setiap jiwa ada tiga seruan dan pendorong yang saling menarik. Satu seruan mengajak dirinya untuk berhias dengan sifat-sifat setan seperti sifat sombong, hasad, cinta ketinggian, dzalim, berbuat jahat, suka mengganggu, suka kerusakan dan penipuan. Penyeru yang mengajak untuk berakhlak seperti binatang itulah seruan syahwat. Dan seruan yang mengajak kepada akhlak para Malaikat seperti ihsan, suka menasihati, menganjurkan kepada kebajikan, ilmu dan ketaatan. Penyeru ketiga adalah kurang atau tidak adanya muru`ah (harga diri).” (Madarijus Salikin, 2/351-352)
Senang kedudukan dan berbuat dzalim adalah akhlak setan
Rasulullah r mengungkap satu sifat yang tersembunyi pada diri anak Adam di mana sifat ini sangat berbahaya yaitu sifat tamak dan rakus. Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas c bahwa Rasulullah r bersabda:
“Jika anak Adam memiliki satu lembah emas dia akan mencari agar menjadi dua lembah dan tidak ada yang akan menutup mulutnya melainkan tanah. Dan Allah menerima taubat orang yang bertaubat.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim no. 1049)
Ibnu Hajar t berkata: Al-Karmani berkata: “Yang dimaksud hadits ini bukan hanya satu anggota badan saja (yakni mulut) karena tanah tidak hanya menutupi mulut saja namun (bagian tubuh) yang lain pun bisa tertutupi. Hadits ini merupakan kinayah tentang kematian yang akan menutupi seluruh jasad, seakan-akan Rasulullah r bersabda: Tidak akan merasa puas dari dunia sampai dia mati.” (Fathul Bari, 11/287)
Ibnu Hajar t juga berkata: Ath-Thibi berkata: “Makna hadits ini adalah bahwa anak Adam diberi tabiat cinta kepada harta benda dan tidak merasa puas untuk mengumpulkannya kecuali orang-orang yang telah dijaga oleh Allah I dan diberi taufiq untuk menghilangkan tabiat ini dan sedikit sekali dari mereka yang mendapatkan taufiq.” (Fathul Bari, 11/288)
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin t berkata: “Makna hadits Ibnu Abbas x adalah bahwa bani Adam tidak akan merasa puas dari harta benda. Jika dia memiliki satu lembah dia akan berusaha untuk menjadi dua lembah dan tidak ada yang akan menutupi mulutnya melainkan tanah bila dia telah mati dan meninggalkan dunianya. Maka di saat inilah dia menjadi percaya setelah dunia hilang darinya. Bersamaan dengan itu Rasulullah memerintahkan untuk bertaubat karena mayoritas orang yang rakus dunia tidak akan memelihara diri dari perkara yang Allah I haramkan.” (Syarah Riyadhus Shalihin, 1/66)
Apabila seseorang tidak mendapatkan taufiq dari Allah I agar terlepas dari sifat rakus, maka dia akan berusaha untuk menjadi orang nomor satu dan yang paling tinggi. Dia akan menumbangkan setiap orang yang akan menggeser kedudukannya sehingga tidak takut lagi untuk mendzalimi saudara sendiri. Allah I berfirman:
“Negeri akhirat itu Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak menyombongkan diri dan tidak berbuat kerusakan.” (Al-Qashash: 83)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah t berkata: “Manusia itu terbagi menjadi empat macam. Pertama, orang-orang yang menginginkan ketinggian atas orang lain dan menginginkan kerusakan di muka bumi yaitu dengan bermaksiat kepada Allah I. Mereka itu adalah tingkatan para raja dan pemimpin yang merusak. Kedua, orang-orang yang menginginkan kerusakan dan sama sekali tidak menginginkan ketinggian seperti halnya pencuri, pelaku maksiat dari kalangan orang-orang rendahan. Ketiga, orang yang menginginkan ketinggian dengan tidak menginginkan kerusakan seperti seseorang yang memiliki ilmu agama dan dia menginginkan ketinggian dari orang lain. Keempat, mereka adalah penduduk surga, yang tidak menginginkan ketinggian di muka bumi dan kerusakan akan tetapi dia lebih tinggi kedudukannya dari yang lain.” (Majmu’ Fatawa, 28/217)
Ibnu Katsir t mengatakan: “Allah I memberitakan bahwa negeri akhirat dan kenikmatan yang abadi tidak akan berpindah apalagi hilang. Allah telah mempersiapkannya bagi hamba-hamba-Nya yang beriman, merendahkan dirinya, dan tidak menginginkan sedikitpun ketinggian di muka bumi. Artinya, tidak mengangkat dan membesarkan diri di hadapan makhluk, (tidak bersikap) angkuh dan melakukan kerusakan di tengah-tengah mereka, sebagaimana ucapan ‘Ikrimah al-‘ulu artinya keangkuhan, Sa’id bin Jubair berkata al-‘ulu artinya kedzaliman, Sufyan Ats-Tsauri mengatakan dari Manshur dari Muslim Al-Bithin, al-‘ulu di muka bumi artinya ‘menyombongkan diri dengan kebatilan dan kerusakan,’ yakni mengambil harta orang lain dengan cara tidak benar.” (Tafsir Ibnu Katsir, 3/419)
Kerusakan yang diakibatkan oleh sifat rakus adalah besar. Mari kita menyimak apa yang disabdakan oleh Rasulullah r:
“Kerusakan yang diakibatkan oleh dua ekor serigala yang lapar kemudian dilepas pada seekor kambing tidak akan lebih besar dibanding (kerusakan yang diakibatkan oleh) seseorang yang rakus terhadap kedudukan dan harta benda bagi agamanya.” (HR Ath-Tirmidzi dan beliau berkata hadits ini hasan shahih)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah t berkata: “Rasulullah memberitakan bahwa rakusnya seseorang terhadap harta benda dan kedudukan akan merusak agamanya dan kerusakan ini lebih dahsyat dibanding kerusakan dua serigala yang sedang lapar terhadap kambing yang menyendiri.” (Majmu’ Fatawa, 28/217)
Wallahu a’lam bish-shawab.
(ditulis oleh: Al-Ustadz Abu Usamah Abdurrahman bin Rawiyah )

Keutamaan Memelihara Anak yatim


Setiap perintah Allah Ta’ala bila diamalkan dengan penuh keikhlasan dan sesuai dengan sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pasti ada keutamaannya. Orang yang menyantuni dan memelihara anak yatim karena ingin melaksanakan perintah Allah akan meraih keuntungan yang banyak, diantaranya :

1. Menjadi teman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di surga
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Aku dan orang yag mengasuh/menyantuni anak yatim di surga seperti ini.” Lalu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menunjuk jari telunjuk dan jari tengah dan merapatkan keduanya. [1]

Iman Ibnu Bathol rahimahullah berkata, “Orang yang mendengar hadist ini hendaknya melaksanakannya, agar ia bisa menjadi teman Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam di surga.” [2]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Barang siapa mengajak anak yatim kaum muslimin untuk makan dan minum sampai kenyang dijamin masuk surga.” [3]


Hadist yang menjelaskan keutamaan mengkafil (mengasuh) anak yatim dia akan masuk surga bukan hanya pengasuh yang berada di rumahnya, tetapi termasuk pula lembaga yang mengurusi kebutuhan mereka. [4]

2. Menumbuhkan sikap lemah lembut
Perhatikan hadist berikut : Seorang laki-laki datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengeluhkan hatinya yang membatu. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Apakah kamu suka hatimu menjadi lembut dan terpenuhi keperluanmu ? Belas kasihanilah anak yatim, usaplah kepalanya, dan berikanlah makan dari masakanmu, niscaya hatimu menjadi lembut dan terpenuhi hajatmu.” [5]


3.      Menjauhkan diri dari sifat kikir
Yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk memberikannya. (QS. Al-Lail [92] : 18)

4. Menjadi pengikut setia Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak menyayangi anak kecil dan tidak menghormati orang tua.” [6]


5. Bertambah rezekinya
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Tidaklah kamu ditolong dan diberi rezeki, kecuali karena kamu menolong orang-orang yang lemah.”  [7]

Mendadak Kaya Setelah Memelihara Yatim


Dulu dia cuma seorang buruh pabrik dengan hasil yang pas-pasan. Suatu ketika datang seorang kerabat yang mengatakan ada seorang bayi yatim piatu yang butuh pertolongan. Walaupun dia juga punya seorang anak yang masih kecil dan untuk membelikan susu anaknya dia terkadang hutang, dia dan istrinya ikhlas mengadopsi bayi yatim piatu ini hanya karena Allah.
Dia tidak takut bayi itu akan mati kelaparan karena kemiskinan dia. Dia sangat yakin Allah tidak akan tinggal diam dengan keadaannya dan bayi yang dia adopsi. Akhirnya keyakinan yang besar akan pertolongan Allah itu terjawab. Allah memberi jalan rejeki dan menjadikan seorang buruh pabrik itu sebagai pengusaha sukses dengan kekayaan melimpah saat ini.
Saat saya berkunjung ke rumahnya pertama kali karena mengantar teman untuk keperluan bisnis, saya tidak percaya kalau dia dulu adalah seorang buruh pabrik. Rumahnya megah dan pabriknya juga sudah berskala nasional. Sewaktu saya tanya apa rahasia suksesnya, dia hanya menjawab tidak tahu. Mengapa dia menjawab tidak tahu? Karena semua rejeki itu datang benar-benar tanpa disangka-sangka.
Saat pertama kali membuka usaha pembuatan kue kering sebagai tambahan hidup karena anggota keluarganya bertambah (anak yatim piatu tadi), seakan keajaiban banyak terjadi pada bisnisnya. Tiba-tiba banyak datang pelanggan bahkan sampai dari luar pulau ke rumahnya dan memesan kue produksinya. Padahal dia tidak pernah beriklan.
Setelah itu banyak pihak bank dan perusahaan besar yang menawarkan pinjaman dan kerjasama bisnis dengannya. Semua datang dengan sendirinya tanpa beliau mencari-cari pinjaman atau peluang kerjasama itu. Hingga perusahaan yang semula hanya sebagai sambilan saja, kini berkembang sebagai perusahaan berskala nasional dengan omset yang besar.
“Mungkin karena saya ikhlas dan selalu berbagi mas”, itu jawaban terakhir yang terlontar dari pengusaha itu. Setiap hasil perusahaan yang dia peroleh, dia merasakan itu bukan hak dia. Makanya selalu disumbangkan untuk anak yatim, pembangunan masjid, pondok pesantren, dan para fakir miskin.
Dan satu hal yang tidak bisa dia lupakan adalah keajaiban setelah memberi pertolongan pada anak yatim piatu yang dia adopsi tersebut. Saat itulah beliau memberi wejangan pada kami tentang kekuatan doa anak yatim. Doa anak yatim (belum baligh) adalah doa yang langsung ditangkap oleh Allah. Doa anak yatim adalah doa tanpa penghalang dihadapan Allah. Allah akan langsung menjawab doa-doa anak yatim.
Saat pulang, saya mengucapkan terimakasih yang tulus pada beliau. Ilmu yang saya dapat hari itu sungguh berharga. Dan saat ini ilmu itu saya sharingkan untuk anda semua. Jangan lupakan untuk selalu berbagi dengan anak yatim, karena sebagian harga kita adalah hak mereka.
Semoga bermanfaat, sukses untuk anda

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More
Find out more about endangered species
Find out more about endangered species